Selasa, 17 November 2015

Kendari Kreatif Bisa Lebih Besar Tanpa Walikota Kendari

Standard
Suatu ketika dalam momen #KKFest2014 (Doc. Riqar Manaba)

Dengan segala kekurangannya, mau tidak mau kehadiran Kendari Kreatif harus diakui memberikan dampak positif pada iklim kekaryaan anak muda Kendari. Bukan itu saja, jika merasuk lebih jauh kedalam tubuh Kendari Kreatif, Anda akan menemukan orang-orang yang memiliki gagasan, langkah, dan mimpi yang besar tentang bagaimana Kendari secara kreatifitas bisa bersaing dengan Kota-Kota lain di Indonesia.

Namun, dalam kesempatan ini, saya tak akan membahas hal-hal untuk menjustifikasi poin-poin diatas. Sebagaimana tulisan saya sebelum-sebelumnya. Dalam kesempatan ini, dengan merinding bercampur perasaan sedih, saya menulis beberapa hal sebagai tanda perpisahan saya dengan Kendari Kreatif.



Sebenarnya, soal status keanggotaan saya di KK, telah lama saya mengumunkannya di grup facebook KK, juga pada beberapa rekan yang ingin berkolaborasi dengan KK melalui saya. Namun, masih ada beberapa kreator lokal dan teman-teman di luar Kendari yang mengira saya masih bagian dalam KK.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan menerangkan secara lengkap alasan saya melepas status keanggotaan di lembaga yang telah mengajarkan saya banyak hal dan banyak memberi sumbangsih pada kemajuan Industri Kreatif Kota Kendari ini.

***

Pada bulan Mei 2013, melalui youtube, saya melihat pada event Kendari EXPO, Kendari Kreatif bersama lintas komunitas memberikan penganugerahan kepada Bapak Asrun selaku Walikota Kendari sebagai Pemimpin Kreatif. Ditandai dengan pidato pernyataan beserta pemasangan slempang dan pemberian cindera mata diatas panggung.

Saya sebenarnya bangga sekaligus bingung melihat hal tersebut; bangga karena lembaga yang didirikan pada tahun 2012 ini mulai tercium hingga ke kepala pemerintahan Kota Kendari, bingung karena kenapa penganugerahan ini tak melewati proses dan jajak pendapat anggota atau minimal founder. Bukankah ini adalah hal istimewa yang dikeluarkan oleh KK? Saya sebagai salah satu founder pasti merasa wajib tau untuk langkah yang cukup penting ini. Masalahnya adalah, wacana ini sama sekali tak ada sebelumnya, dan munculnya sangat insidental serta terkesan tiba masa tiba akal.

Mengapa saya bilang insidental dan tiba masa tiba akal? Karena yang saya tau, proses penganugerahan itu biasanya melewati persiapan yang matang. Melewati banyak proses. Seperti terlebih dahulu ada list calon pemimpin/tokoh kreatif yang akan di anugerahi, ada indikator-indikator yang dibangun mengapa si tokoh tersebut layak masuk kriteria, atau ada tim ahli/orang yang kredibel untuk mengkurasi dan mempertimbangkan penganurgerahan, serta adanya kesepakatan bersama pada semua unsur pada lembaga yang memberi anugerah. Dan beberapa langkah dan proses lainnya.

Tapi pada momen tersebut, saya sama sekali tak melihat ada hal-hal diatas. Bahkan, saya yang mengelola semua sosial media KK dan juga website resmi KK tak diberikan press release tentang hal ini. Bukankah ini adalah hal yang urgen untuk disampaikan ke publik? Jika event-event memiliki release atau berita acara mengapa penganugerahan ini tak ada? Apa hal ini dianggap tak penting?

Mulanya, ketika melihat di youtube, saya ingin langsung menyampaikan kegelisahan diatas melalui grup fb KK. Namun, saya melihat saat itu kondisi internal KK masih dalam proses perangkulan kreator-kreator lokal untuk menguatkan lembaga KK. Takutnya, jika saya mempertanyakan hal ini akan menggoyah internal yang masih dalam proses menyatu itu. Akhirnya hal ini saya pendam dan akan mempertanyakan diwaktu yang tepat.

Suatu ketika, pada awal/pertengahan tahun 2014, dengan melihat kondisi internal KK yang sudah saling menyimpul dan menguatkan, akhirnya untuk pertama kali saya mempertanyakan di facebook. Jawaban yang saya dapatkan adalah bahwa Walikota Kendari berhasil menyulap taman kota menjadi taman yang ramah lingkungan. Makanya anugerah ini disematkan. Pertanyaannya kemudian, apakah sesedarhana itu KK mengeluarkan penganugerahan? Rasanya masih banyak tokoh/pemimpin (non pemerintahan) muda yang melahirkan karya yang lebih dari sekadar taman. Dan kenapa setelah Pak Asrun tak ada lagi penganugerahan?

Saya sangat kecewa dengan jawaban tersebut. Tapi saat itu saya belum berfikir untuk keluar dari KK. Mungkin saya harus bertanya langsung ketika suatu saat ke Kendari.

Pada September 2014, saya dipulangkan ke Kendari untuk membantu suksesi #KKFest2014. Setelah event tersebut, saya sebenarnya ingin langsung kembali ke Malang. Namun, evaluasi dalam event tersebut mengeluarkan beberapa poin. Diantaranya KK harus melakukan RUKU (Rapat Umum Keanggotaan UMK). Nah, momen ini adalah momen yang paling tepat untuk menyampaikan hal tersebut kepada seluruh anggota dan juga founder.

Namun, karena pada momen RUKU posisi saya sebagai jembatan antara panitia dan SC, maka saat itu saya sangat sibuk, kewalahan dan mengeluarkan banyak energi untuk ikut fokus menyukseskan RUKU. Karena tanggal pelaksanaan RUKU hanya seminggu setelah evaluasi itu berlangsung. Akhirnya saya lupa dan lagi-lagi tak sempat mempertanyakan hal ini.

Setelah RUKU, akhir 2014, saya ikut untuk memperkenalkan Presiden Kendari Kreatif (hasil RUKU) pada jejaring KK di Jakarta dan Bandung. Setelah itu saya balik ke Malang tanpa jawaban dan penyesalan karena tak sempat mempertayakan penganugerahan itu pada para anggota dan founder.

Kondisi masih dibendung rasa penyesalan dan puluhan pertanyaan. Namun, daripada mendiam, lebih baik saya fokus untuk mencoba memberi sumbangsih ke Kendari Kreatif melalui penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Aktualisasi Diri Terhadap Komitmen dan Kinerja Anggota Kendari Kreatif”.

Ditengah-tengah pengerjaan skripsi, di awal tahun 2015 saya kembali berfikir tentang penganugerahan tersebut ketika mendengar wacana penggusuran salah satu situs sejarah di Kota Lama Kendari.

Apa hubungan KK dan Kota Lama Kendari? Begini, dimana ada Pemimpin Kreatif yang mendiamkan situs sejarah kotanya dibumi hanguskan?

Sebagai pemimpin tertinggi Kota Kendari, harusnya kalau memang Pak Asrun adalah Pemimpin Kreatif, dengan segala kekuatannya dia bisa menggagalkan hal tersebut. Atau minimal, menyatakan tak sepakatnya dengan proyek pemerintah provinsi itu. Apalagi sebagai ketua PAN Kendari, Pak Asrun sangat dekat dengan Nur Alam, Gubernur Sulawesi Tenggara. Dan, saya masih ingat betul bahwa Pak Asrun pada kampanye pemilihan di tahun 2007 pernah berjanji akan melestarikan Kota Lama Kendari. Dimana ada Pemimpin Kreatif yang mengingkari janjinya?


(Tulisan terkait prestasi buruk Pak Asrun : Asrun-Musadar Pejabat yang di "TUHAN"kan)

Akhirnya, sebelum salah satu situs sejarah di Kota Lama dibumi hanguskan, saya memposting pertanyaan dan pernyataan kurang lebih begini “Kemana KK dalam proses perjuangan Kota Lama Kendari? Kalau sampai KK tak mencabut pengnugerahan Tokoh Kreatif pada Pak Asrun (dengan alasan diatas), maka saya akan keluar dari Kendari Kreatif”. Postingan tersebut sebenarnya bermaksud ganda. Pertama, berharap ada diskusi setelah itu, kedua, saya ingin tau apakah anggota KK ikut memperjuangkan langsung Kota Lama Kendari. Tapi sayangnya, jika saya memposting pemberitahuan ada tokoh nasional yang saya kenal akan main ke KK sangat direspon, tapi untuk hal ini saya tak mendapatkan respon sama sekali. Entah para anggota KK saat itu sedang tak online atau ada alasan lain. Atau, mungkin postingan itu terlalu kekanak-kanakan dan memang saya bukanlah siapa-siapa di KK, jadi tak penting untuk ditanggapi. Atau mungkin saya dinilai tak memberikan kontribusi apa-apa di KK. Jadi mau datang dan pergi itu tak berefek. Entahlah.

Saya sebenarnya tidak terlalu menyayangkan atas tak tertanggapnya postingan saya di grup fb KK. Karena bagaimanapun juga, diskusi adalah jalan yang paling dewasa untuk menyelesaikan tanya. Dan saya belum melewati tahapan itu. Tapi, rasanya mungkin sebaiknya saya tak menyandang status anggota ketimbang saya memendam banyak hal. Dan berada dalam lembaga yang bertentangan dengan idealisme saya. Karena bagi saya, Pak Asrun sama sekali tak layak disandang sebagai Pemimpin Kreatif. Pak Asrun adalah pemimpin yang kehilangan hurup n (read: pemimpi). Saya berani debat terbuka untuk itu.

Maka, Dengan penuh keyakinan melalui tulisan ini saya menyatakan tidak lagi menyandang status keanggotaan di Kendari Kreatif. Sebab, saya tak menemukan dalam aturan lembaga, ada mekanisme jika ingin menyatakan pengunduran diri sebagai status anggota.

***

Sebenarnya, saya ingin keras memberi judul tulisan ini menjadi “Kendari Kreatif Bisa Lebih Besar Tanpa Caper (Cari Perhatian) Kepada Walikota Kendari” karena saya merasa penganugrahan itu substansinya hanyalah caper (cari perhatian). Dan caper yang menghasilkan baper (bawa perasaan). Tapi rasanya bahasa capernya itu dihilangkan saja. Karena saya juga merasa Kendari Kreatif dalam jangka waktu tiga tahun ini gerakannya mulai diperhitungkan oleh pegiat Industri Kreatif Nasional. Dan, dalam proses itu, sama sekali tak ada tanpa campur tangan Walikota Kendari. Jadi, tanpa kemudian caper ke Walikota, KK malah bisa indiependent melaju merangkai beberapa prestasi. KK lebih tinggi derajatnya dari Walikota Kendari. Karena jika Walikota mampu bergerak karena bantuan suntikan APBN dan APBD, namun KK tanpa suntikan dana dari pihak manapun, bisa melakukan berbagai hal untuk mengharumkan nama daerah. Disadari apa tidak, jika KK tak menjaga idealismenya, bisa jadi kedepan ini menjadi boomerang sendiri bagi KK. Karena bagaimanapun, isu ini bisa saja digoreng pada momen Pemilukada yang waktunya tak lama lagi.

Sebelum mengakhiri, saya juga ingin menyampaikan bahwa skripsi evaluatif dengan pendekatan teori MSDM yang sudah sampai BAB Penelitian dan tinggal tebar kuisioner itu saya batalkan. Tapi jika ada yang ingin membacanya, dengan besar hati saya bersedia untuk memberikan skripsi setengah matang itu.

***

Beberapa waktu lalu, ada teman di Kota Malang yang juga tertarik gabung di KK mengatakan “Qar, kalau nanti saya pulang ke Kendari dan ternyata kau kembali aktif di KK, berarti terima kau saya bilangi penjilat?Ya, saya terima, jawabku. Tapi, saya merasa tak menjilat jika penganugerahan kepada Arsun (Walikota Kendari) sebagai tokoh kreatif itu memiliki alasan logis atau dicabut. Dan KK mengeluarkan pernyataan resmi melalui media bahwa penganugrahan itu telah dicabut.

Salam perpisahan Kendari Kreatif beserta kreator-kreator didalamnya. Semoga dengan hal ini kita masih bisa berkolaborasi untuk membangkitkan Industri Kreatif Kota Kendari tanpa saya menyandang status keanggotaan. Dan semoga semua gerakan saya di Kendari/Sultra tak dikait-kaitkan lagi dengan Kendari Kreatif. Sebagaimana ada yang mengira media sultranesia.com yang saya bangun dengan teman-teman kreator Sultra dan luar Sultra berafiliasi dengan Kendari Kreatif.

0 komentar: