"Kurang nyambung dengan judul" Pelantikan Pengurus IKAMI SULSEL Cab. Malang 2011-2012 |
Waktu telah menandakan pukul 01.00 pagi. Ajakan ngopi tiba, setelah dinda Dedi salah satu pengurus IKAMI SULSEL baru saja selesai dengan aktifitanya di sekertariat. Warung kopi Ria Jenaka tepat depan kampus UMM belum juga sunyi. Masih banyak orang yang cangkruan. Terlihat, mereka masih asik berbincang dan belum mau menamatkan obrolannya.
Kami membincangi banyak hal. Belum juga pukul 03.00 namun adinda tersebut telah meninggalkan warkop dengan beberapa kawannya. Kami sharing seputar suksesi acara BUDAYATA', perkembangan sosial media, portal berita dan apa yang menjadi ketertarikan suatu kegiatan agar dibincangi banyak orang dan masuk dalam pemberitaan, baik media lokal maupun nasional. Tentunya, empat poin perbicangan diawali dengan see hello untuk mencairkan kondisi.
Saya musti harus tinggal sendiri diwarkop. Karena segelas kopi hitam belum tuntas kunikmati dan kuhabisi. Lagian, rokok yang merupakan pacar setia kopi masih banyak diatas meja. Sendiri diwarung kopi merupakan hal aneh bagi sebagian orang. Untung dalam warkop itu ada televisi dan musik hingga orang-orang punya pengalihan objek lain ketika hambar dan bosan menatap rekannya. Demikian pula dengan saya, ketika smartphone tak mengedip menandakan ada bbm atau mention twitter yang masuk, kehambaran tertutupi dengan memandang tv dan menikmati musik.
Selain dari ingin menikmati kopi hitam, saya bukanlah tipe orang yang senang melakukan penyendirian didalam warkop. Niat saya tak ingin sendiri, karena awal kedatanganpun saya di undang/ajak. Namun karena kondisi, saya akhirnya mencoba memanfaatkan waktu untuk mencari celah agar dapat mengambil makna dari 'tersendirikan' ini. Akhirnya saya mencoba menggiring pikiran untuk memikirkan hal positif yang belum terpikirkan sedari saya beranjak dari kost menuju warkop ini sebelum akhirnya kopi ini habis dan saya meninggalkan warkop ini.
Beberapa tahun kemarin, saya sempat menjampangi seorang yang berkulit agak hitam dan berambut gimbal yang sedang duduk dipojokan salah café dikota Malang, Teras Cafe. Dari dia kutahu bahwa ternyata anak Reggae sering menyendiri utamanya saat menjelang malam dan biasanya dipantai sembari menikmati sunsite adalah untuk merefleksikan makna hidup dan mengevaluasi bagaimana aktifitas seharian mereka. Apabila hasil perenungan tersebut menyatakan bahwa ternyata seharian yang dilakukan itu lebih banyak hal negatifnya, maka poin-poin itu dicatat dalam pikiran atau yang gemar nulis mencatat dicatatan harian untuk kemudian diperbaiki dihari esok. Apabila menghitung hari, masih terlalu muda rasanya untuk mengevaluasi aktifitas saya hari ini. Saya juga baru bangun dan hari ini baru terhitung sekitar 2 jam waktu lebih waktu berlalu. Lalu ihwal apa yang bisa saya petik? Ingin memikirkan masa depan namun tak nyaman rasanya ditempat ini.
Tunggu dulu. Apa saya tidak mendapatkan apa-apa dari waktu yang singkat ini? Tidak begitu juga kawan. Sebelum beranjak pulang, adinda tadi diam-diam ke kasir membayarkan nasi goreng hitam dan kopi hitam yang kupesan tadi. Sebelum ia melangkah ke pintu warkop ia mengucap "Sudah saya bayar yah kanda". Sebenarnya sebagai senior adalah tanggung jawab saya untuk membantu semampunya bila junior mengalami kebuntuan dalam mengelola kegiatan ataukah menemani junior untuk bernyantai ria dan sharing. Tapi apadaya. Masalah dikasir telah tuntas dan saya juga tak meminta untuk dibayarkan.
Ada beberapa hal sepele dalam warkop itu yang bisa dipetik. Bila saja saya bersama adinda Dedi beranjak dari warkop itu berbarengan mungkin tulisan ini tak ada. Bila saja saya bersama adinda Dedi cabut dari warkop berbarengan maka besar kemungkinan kami akan membayar masing-masing pesanan. Karena saya tipikal yang tak ingin ditraktir bila saya masih sanggup membayar pesanan.
Kejadian diatas juga tak akan mungkin terjadi bila saya tak punya modal cuap-cuap, tak punya jaringan dibeberapa portal berita, tak punya kontak wartawan/senior dimedia lokal dan nasional. Tak punya pengalaman dalam mengelola portal berita dan mungkin modal sosial yang cukup.
Cuap-cuap, pengetahuan, jaringan, modal sosial adalah harga termurah untuk mendatangkan rezeki. Dimanapun itu, selalu ada hal positif disetiap ruang dan waktu bila kita berfikir positif. :-))
0 komentar:
Posting Komentar