Kamis, 29 Januari 2015

JUJU Sahabatku, Bangkitlah !

Standard

Kegembiraan BISQUIT'S COMMUNITY saat berpartisipasi dalam gerak jalan 17 Agustus 2009 di Kota Kendari

Mulai tahun 2014 kemarin, sebenarnya saya tak ingin sama sekali mudik ke kampung halaman hingga janji akademik ke keluarga terlunasi. Sebagai perantau, saya sangat memegang prinsip Siri' (harga diri). Tak melunasi janji akademik sama dengan menoreh aif bagi diri dan keluarga. Seperti yang sudah kujelaskan pada tulisan ini: Atas Nama Siri' Saya Menolak Mudik.

Pada akhirnya, dibulan September tanggal 12 saya terpaksa harus mengalah pada diri. Ada tanggung jawab sosial sebagai salah satu pendiri Kendari Kreatif untuk turut membantu pelaksanaan Kendari Kreatif Fest yang populer disingkat KKFest di tanggal 12 hingga 14 September. KKFest adalah maha event tahunan KK yang menampilkan segala karya anak-anak Kendari Kreatif yang berorientasi edukatif dan menciptakan iklim kekaryaan dalam perkembangan industri kreatif di Kota Kendari. Tahun 2014 merupakan tahun ketiga dari perhelatan event KKFest, dan selama ini, selain dari membantu publikasi melalui socmed, saya sama sekali belum mengucurkan keringat pada event tersebut. Akhirnya, saya terpaksa dan dipaksakan pulang untuk membantu pelaksanaan KKKest ditengah keterbatasan sumber daya manusia pada generasi kedua Kendari Kreatif. Iba rasanya bila saya tak berkorban waktu dan tenaga. Apalagi KKFest kali itu dihadiri langsung oleh Sekertaris Dirjen Ekonomi Kreatif beserta 11 rombongannya serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pasca KKFest, saya juga turut membantu pelaksanaan RUKU (Rapat Umum Keanggotaan Unit Usaha) Kendari Kreatif. Kendari Kreatif adalah lembaga resmi yang menaungi para komunitas dan pelaku industri kreatif di Kota Kendari. Ada berbagai macam latar belakang dalam tubuh Kendari Kreatif. Mulai dari anak jalanan, mahasiswa hingga kaum yang mengenyam pendidikan di luar universitas Kota Kendari (baca tulisan sebelumnya #KACAMATARM: Sejarah Kendari Kreatif). RUKU adalah tempat dimana seluruh konstitusi lembaga digodok dan disepakati, serta forum dimana Presiden Kendari Kreatif dipilih. Alhamdulillah, berkat kerja keras seluruh pejuang KK, KKFest dan RUKU berjalan sukses. Sungguh mudik kali ini tak sia-sia dan penuh rasa bangga.

Sehabis dua kegiatan tersebut, saya mulai siap-siap untuk kembali ke perantauan. Namun kabar dari Rendra (salah satu pendiri KK), saya harus menemaninya bersama Haidir (Presiden KK yang terpilih di RUKU 2014) untuk menghadap ke kantor Dirjen Ekonomi Kreatif serta bersilaturahmi kepada para pelaku industri kreatif di Jakarta dan Bandung. Saya akhirnya menunda mudik merelakan waktu untuk menemani mereka.

Jeda waktu ke Jakarta masih ada sekitar 4 harian. Kuputuskan selang waktu tersebut akan kuhabiskan untuk bersilaturahmi kepada sahabat-sahabat lamaku x anak-anak Bisquit Community yang kuyakin akan mendapat kabar baik dari mereka semua. Saya meyakini itu karena hampir semua sahabatku sejak dulu adalah anak muda kreatif dan terhebat di Kota Kendari.

***

Lupa tepatnya hari apa, malam itu saya mengawali silaturahmi bersama Beni sembari bermain catur dan cerita nostalgia. Malam itu pula kami mengagendakan untuk mengajak sahabat lain kopdar di Warkop favorit kami kedai Hj. Unding Kota Lama Kendari. Esok malamnya, hanyalah sahabatku Juju, Ocha dan tentunya Beni yang sempat hadir. Kami seolah saling cuek saat mengawali pertemuan. Saya bersama Beni adu tangkas di meja catur, Ocha dan Juju asik dengan laptopnya. Waktu berlalu, saya menutup meja catur begitupun dengan Juju dan Ocha menutup laptopnya. Kami mulai bertanya kabar.

Galau maksimal di Acara Pernikahan Kakak saya. Dari kiri : Appink, Juju, Saya, Ocha, Aldy, Wawan.

Pembicaraan diselingi tawa dan penuh senyuman. Namun tiba-tiba kening saya mengkerut tajam, hatiku rasanya perih ketika pertanyaanku ke Juju terjawab dengan jawaban yang tak kuinginkan.

Saya : “Ju, jadi sekarang kerja dimana?”
Juju : “Belum. Masih begini saja”
Saya : “Terus… agenda kedepan apa?”
Juju : “Tidak tau. Ya, begini saja”
Saya : “Ah, masa begitu?”
Juju : “Iya” sembari senyum dan menyeduh kopinya.

Sungguh saya sangat kecewa mendapat kabar tersebut. Juju, sahabat saya yang menjadi sosok yang di tuakan di Bisquit’s Community tak lagi seperti dulu. Juju yang kukenal adalah sosok pekerja keras dan selalu memberi solusi saat komunitas kami mengalami masalah dan mengalami kebuntuan.

Sebenarnya kami ingin menghabiskan malam di Hj. Unding. Tapi Tiba-tiba telepon masuk dari Rendra. Ia menyuruhku ke Kopi KK (yang juga sekrtariat Kendari Kreatif) karena disana ada acara syukuran satu tahunan Kedai Kopi KK yang sekaligus dirangkaikan dengan pergantian nama Kopi KK menjadi Kopi Ruko (Ruang Komunitas) Kendari Kreatif. Daripada sakit melihat raut wajah sahabatku Juju yang banyak berubah entah karena apa, saya akhirnya mengajak pula mereka untuk turut dalam acara tersebut.

Kami naik sepeda motor. Amarah masih bergelimang dalam hatiku. Tiba disana kami menikmati ikan bakar. Beni dan saya menyanyikan beberapa lagu yang di iringi oleh KKCoustik salah satu band dalam tubuh Kendari Kreatif. Kami banyak senyum tapi saya masih memendam rasa kecewa akibat jawaban Juju. Akhirnya, malam tersebut kami putuskan untuk keesokan harinya ke tempat Chika salah satu sahabat kami. Disanalah rencananya saya ingin tau lebih dalam tentang kondisi Juju. Mungkin saja ada solusi bila ia lebih terbuka.

Besoknya, ternyata saya bersama Rendra harus ke Jakarta malam itu juga. Karena tiket yang kami dapat hanya saat itulah paling murah. Namun saat ke Bandara kami ketinggalan pesawat. Dan dengan terpaksa kami harus membeli tiket lagi di hari esok. Agenda yang kurencakan bersama sahabat-sahabatku akhirnya juga batal. Saya balik dari bandara sudah pukul 21.00. Saya tahu dalam kondisiku yang juga sulit seperti ini tak mungkin bisa mengajak tiba-tiba si Juju dan lainnya untuk berbicara banyak hal. Saya seperti kehilangan moment berharga. Namun harus bagaimana lagi.

***

Sahabatku Juju, saya menulis ini dengan jari bergetar. Sangat banyak yang ingin kutuliskan namun tak kuat rasanya berlama-lama didepan monitor. Semakin kutulis dan mengkritikmu, semakin jiwaku bergetar dan air mata rasanya ingin jatuh. Sungguh saya amat kecewa terhadapmu, sahabat.

Alay maksimal bersama Sahabat JUJU

Saya tak tahu mau beri solusi apa. Kau bukan lagi sosok yang kukenal. Kemana Juju sang vokalis yang penuh kebijaksanaan dan solutif ketika kami ditimpah masalah? Kau adalah orang baik. Tak ada catatan kriminal yang kau toreh seperti sahabat kita yang lain. Bahkan dulu ketika kamu magang menjadi guru PPL di SMA Kartika bukankah kau dilamar menjadi guru disana? Bukankah kita punya mimpi untuk sukses bersama? Saya mungkin juga belum sukses saat ini. Dan mungkin belum layak untuk mengkritik teman dalam kondisi yang sama. Tapi engkau lebih duluan sarjana. Apa yang kau buat selama ini? Hal apa yang meruntuhkan kreatifitas dan mentalmu? Temukanlah dirimu yang sesungguhnya, bro Ju.

0 komentar: