Jumat, 23 Januari 2015

Asrun-Musadar Pejabat yang di "TUHAN"kan

Standard
Sumber: waspada.co.id

Sulit untuk membantah bahwa Asrun-Musaddar adalah walikota dan wakil walikota dua priode yang dikagumi oleh banyak pihak di Kota Kendari. Saking terkagumnya, kepemimpinan keduanya seakan berjalan tanpa masalah, seakan tak ada kelaparan disana-sini, seakan semua baik-baik saja dan tak ada rakyat yang pernah tersakiti. Yah, jalan kedua pemimpin ini sangat mulus dan rakyat begitu mencintainya hingga mereka bebas berlenggak lenggok semaunya tanpa gangguan dari pihak manapun.

Dalam waktu 8 tahun kepemimpinannya, keduanya sangat jarang mendapat demontrasi dari para aktivis. Agen of control seakan telah mati di Kendari. Padahal menurut saya, bila kita menelisik lebih dalam akan kondisi Kota Kendari, sangat begitu banyak masalah dimana kedua pemimpin ini adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap ragam masalah tersebut.

Kendari sebagai kota jasa memiliki kebutuhan listrik sekitar 77 MW, namun daya yang digunakan oleh PLN Kendari hanyalah berkisar 71,2 MW. Akibatnya adalah kota yang kaya akan sagu ini juga kaya akan kegelapan. Hampir tiap hari terjadi pemadaman listrik. Utamanya dalam 5 bulan belakangan ini, Kota Kendari mengalami pemadaman listrik dua kali setiap harinya.

Belum lagi tubuh-tubuh masyarakat Kendari yang jarang tersentuh air karena PDAM yang hanya jalan seminggu sekali. Untung saja bisnis air galon telah tumbuh subur. Dan beberapa masyarakat secara mandiri menggali sumur bor untuk mengatasi masalah ini. Bila tidak, mungkin akan terjadi bau ketek dan kehausan dimana-mana. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat mungkin hanya memaki dalam hati atau dalam kanal-kanal socmed, maka dari itu pada bulan Juli 2013 Tuhan tak tinggal diam. Sang maha kuasa menurunkan banyak air hingga pemerintah dan masyarakat kewalahan serta tak siap menerima anugrah Tuhan tersebut. Terjadilah banjir besar dihampir setiap sudut Kota Kendari. Pemerintah provinsi kemudian mengambil solusi cerdas dengan menyembelih hewan sebagai tumbal pada bencana tersebut. Sangat briliant !!! dan tak tahu pemkot saat itu berbuat apa.

Sumber: RIMANEWS

Kekurangan listrik dan air hanyalah secuil prestasi dan sejarah yang ditoreh dari kedua pemimpin tersebut. Dalam waktu dekat, kedua pemimpin ini sepertinya akan membuat sejarah baru dengan menghapus sejarah lama. Kota Lama Kendari sebagai salah satu situs sejarah yang masih terlestari akan segera diratakan atas nama pembangunan jembatan. Padahal, kawasan Kota Lama merupakan pusat awal terbangunnya Kota Kendari. Disitulah kolonial belanda pertama kali beroperasi, disitupula militer Jepang memusatkan operasi militernya dalam mengusir belanda. Bangunan-bangunan kuno seperti rumah jabatan pertama Gubernur Sulawesi Tenggara masih ada, bangunan Bioskop pertama di Sulawesi Tenggara yang sungguh sangat eksotis dan dikagumi oleh banyak wisatawan juga kokoh berdiri. Sayang kawasan ini telah mendapat stempel pemerintah. Dan pemerintah daerah telah berhak menggusur kawasan ini untuk mempertontonkan kewarasannya dalam menghapus situs sejarah Kota Kendari menuju moderenitas kota.

Sumber: @TuptupFilmsKDI

Saya ingat betul tahun pada 2007, masa awal dimana kedua pasangan ini maju sebagai calon wali dan wakil walikota. Asrun saat itu menjanjikan pada masyarakat bila terpilih nanti akan menjadikan kawasan Kota Lama sebagai kawasan nostalgia. Rumah-rumah percinaan akan disulap lebih indah dan disekitar bioskop akan dijadikan pusat perniagaan. Mungkin karena proyek tersebut adalah proyek pemerintah provinsi, jadi rasa-rasanya Pak Asrun beranggapan bukanlah beliau tidak menaat janji, melainkan sang Gubernurlah yang menggugurkan janji tersebut.

Sumber @sultranesia : Bioskop pertama di Sulawesi Tenggara

Sumber @sultranesia : Suasana sore di Kota Lama

Listrik, penggusuran situs sejarah, dan air belumlah cukup tanpa kehadiran api. Air dan api memang dua hal yang berbeda namun air tanpa api terasa kurang hot suasana kota. Di kota ini api adalah salah objek wisata masyarakat. Dalam masa kepemimpinan kedua tokoh yang bagai di Tuhankan oleh masyarakat ini, semua pasar tradisional di Kota Kendari mengalami kebakaran. Entah di sengaja atau tidak, yang jelas mulai dari Pasar Kotalama, pasar Higienis, Pasar Korem, Pasar Baru, Pasar Sentral RB dan terakhir di tanggal 18 Januari pasar panjang juga mengalami (mungkin) pembakaran. Kota-kota lain di dunia ini harus berguru ke Kendari bila ingin menjadikan kebakaran pasar tradisional sebagai salah satu objek wisata kota.


Kebakaran Pasar Panjang Kendari
Inilah sepenggal kisah asmara seorang pemimpin dan rakyatnya. Masih ada sisa waktu dua tahun bagi Asrun dan Musaddar untuk menoreh kisah-kisah romantis lainnya. Masyarakat Kota Kendari mungkin terlihat polos. Karena brand dari Kota Kendari adalah Kota Bertaqwa, jadi apa saja yang dilakukan pemda mungkin ternilai aplikasi dari sebuah brand taqwa tersebut.

Saya melihat dari perantauan begitu banyak orang yang duduk manis diam termangu menyaksikan seluruh langkah-langkah cerdas pasangan Asrun dan Musaddar. Revolusi mungkin hanya milik aktivis pergerakan pulau Jawa. Masyarakat Kendari mungkin tak memiliki genetik revolusi. Jadi, mari kita tunggu ada kisah apalagi di dua tahun masa bakti kedua pemimpin ini.

0 komentar: