Saya sangat terkejut ketika melihat video di youtube berdurasi 5 menit, 55 detik dengan judul “IKAMI SULSEL suruh Pak JK pensiun. IKAMI Deklarasi Prabowo Hatta. JK pensiun ajah.....” yang berisi dukungan PB IKAMI SULSEL secara kelembagaan pada pasangan Capres Cawapres Prabowo-Hatta. Saat yang sama, muncul pula postingan dari sekertaris PB IKAMI SULSEL yang memilih mundur dari kepengurusan atas keputusan kontroversi dukungan tersebut.
Ketua Umum PB IKAMI SULSEL priode 2012-2014 telah meludahi perkataannya sendiri di tanggal 14 Juni 2014 saat menghadiri pelantikan Cabang Palembang. Didepan para wartawan, Kanda Rusdi (KETUM PB IKAMI) menyatakan bahwa IKAMI Sulsel akan Netral di Pilpres 9 Juli 2014. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 22 hari peryataan beliau langsung berubah. Ada kejadian apa sebenarnya di Jakarta? Apakah ini berkah yang beliau dapatkan dari bulan suci ramadhan?
(Baca berita peryataan Kanda Rusly tentang kenetralan IKAMI disini: IKAMI Sulsel Pilih Netral di Pilpres 9 Juli 2014)
Ketua Umum PB IKAMI SULSEL priode 2012-2014 telah meludahi perkataannya sendiri di tanggal 14 Juni 2014 saat menghadiri pelantikan Cabang Palembang. Didepan para wartawan, Kanda Rusdi (KETUM PB IKAMI) menyatakan bahwa IKAMI Sulsel akan Netral di Pilpres 9 Juli 2014. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 22 hari peryataan beliau langsung berubah. Ada kejadian apa sebenarnya di Jakarta? Apakah ini berkah yang beliau dapatkan dari bulan suci ramadhan?
(Baca berita peryataan Kanda Rusly tentang kenetralan IKAMI disini: IKAMI Sulsel Pilih Netral di Pilpres 9 Juli 2014)
Saya curiga KETUM tidak pernah membuka atau membaca AD/ART. Bukankah dalam AD/ART pasal 8 terpampang jelas bahwa IKAMI adalah organisasi kemahasiswaan/pelajar yang bersifat Independen. Independen yang dimaksud, seperti dalam perdebatan panjang saat MUNAS adalah bebas dari pengaruh dan kepentingan-kepentingan pemerintah, partai politik, donor/lembaga penyandang dana, dan lain-lain. Prabowo Hatta sendiri didukung oleh Partai Politik, artinya, ada kepentingan Partai Politik didalamnya. Dalam hal menjaga independensi organisasi, ditekankan lagi di pasal 09; Kehilangan Keanggotaan; ayat 5; Menjadi Anggota Partai Politik. Harusnya IKAMI memilih netral dalam hal ini.
Nah, Pasal 21 juga sangat relevan untuk melihat kekeliruan keputusan tersebut. Di ayat 2 dijelaskan bahwa Tugas dan Kewajiban adalah menyampaikan kepada seluruh Cabang segala keputusan dan perubahan serta hal lain yang berhubungan dengan organisasi. Bukankah di tanggal 14 Juni dan 07 Juli 2014 ada keputusan dan suatu perubahan sikap politik?. Deklarasi mendukung pasangan capres sangat bertentangan dengan AD/ART dan berhubungan dengan organisasi, mengapa keputusan dan perubahan tersebut tak pula disosialisasikan ke cabang-cabang?
Saya tambah meyakini adanya unsur kebenaran dalam kecurigaan saya diatas, tatkala mendengar pernyataan politik Kanda Rusly dimana landasan yang dibangun saat mendeklarasikan dukungannya pada Prabowo tidak didasarkan pada landasan AD/ART, namun didasari atas nama proses regenerasi dan “Jusuf Kalla sudah tua” ungkapnya. Bukankah AD/ART adalah kitab suci yang harus ditaati oleh Ketua Umum. Seharusnya, bila umur menjadi landasan, kanda Rusly juga saat di MUNAS lalu memilih mengalah dengan adik-adiknya yang mencalonkan diri sebagai ketua umum yang cenderung jauh 10 tahun lebih muda darinya.
Lihat video deklarasi IKAMI Deklarasi Prabowo Hatta :
Bila melihat perjalanan Pengurus PB IKAMI, menurut saya, tak ada hal-hal istimewa yang dikerjakan dalam priode 2012-2014. Bahkan, ketika berbicara kinerja, saya berani membandingkan kinerja IKAMI Cabang Malang masih jauh lebih baik daripada PB, walau skalanya berbeda. Silahkan melihat beberapa event yang digelar oleh IKAMI Cab. Malang dan bandingkan langsung pada PB hari ini.
Ini adalah masa dimana PB IKAMI seharusnya mengakhiri kepengurusannya. Terhitung saat pelantikan ditanggal 30 Maret 2012, seharusnya minimal tanggal 30 Maret 2014 MUNAS sudah digelar. Namun alih-alih kabar MUNAS tersiar, malah kabar politis tersebut yang tersirat.
Namun, terlepas dari keputusan kontroversi dari Ketua Umum PB IKAMI SULSEL, sebagai masyarakat Ikatan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan kita masih harus optimis pada organisasi ini. Masih banyak hal-hal posotif yang bisa dilakukan dalam organisasi ini. Dan juga, kita masih patut bersyukur karena masih ada orang-orang yang memiliki idealisme dan konsistensi dalam tubuh kepengurusan PB priode 2012-2014, seperti kanda Denny Arditya (Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota) dan lain-lain yang mengadakan konverensi pers menolak deklarasi tersebut dan mencoba mengembalikan IKAMI kejalur yang benar.
(Baca beritanya disini: Pengurus PB IKAMI Tolak Deklarasi Ketua Umum PB IKAMI Dukung Prabowo Hatta)
Dalam konteks pilpres, sebenarnya, dukungan dari PB IKAMI SULSEL tak akan mendatangkan keuntungan lebih pada capres, dukungan tersebut hanyalah sebatas pengaruh psikologis pada konstituen dimana deklarasi dan isi orasi tersebut bisa digiring untuk mempengaruhi persepsi publik bahwa masyarakat bugis makassar tak memilih/menolak Jusuf Kalla, sebatas itu. Namun, mari kita membuka mata hati. Tak ada yang gratis dalam dunia ini. 1 gerakan akan ternilai rupiah dimoment politik.
Sebagai masyarakat IKAMI, saya menjadi takut bila kedepan organisasi yang tercinta ini akan jauh dari perhatian pemerintah daerah karena kebijakan yang diambil oleh pengurus PB priode ini banyak keluar dari koridor konstitusi.
Lihatlpula keputusan kontroversi PB saat Pilgub DKI.
0 komentar:
Posting Komentar