Duduk di kursi legislative merupakan impian sebagian banyak orang, baik itu yang layak maupun yang kurang layak secara integritas. Tak ada partisipasi masyarakat, dalam hal seleksi siapa saja yang layak tampil sebagai calon anggota legislative. Semua adalah otoritas Partai Politik dalam menentukan. Parpol memiliki standar dan ketentuan sendiri untuk menyeleksi dan memberi nomor urut pada seseorang yang akan tampil. Publik hanya bisa berpartisipasi memilih pilihan Parpol.
Kantor DPR merupakan kantor yang termasuk megah ketimbang kantor lain di negeri ini, baik pusat maupun daerah. Segala fasilitas tercanggih ada ditempat tersebut. Tak heran jika banyak orang yang rela mengeluarkan uang untuk berkantor di DPR. Tapi adapula yang tidak mengeluarkan uang tapi terpilih, karena masyarakat membantunya. Maka akan jadi hal biasa ketika banyak yang mengatakan bahwa kursi DPR adalah salah satu kursi terpanas dalam kehidupan, walau AC dalam ruangan kantornya dingin dan jarang mati diluar jam kerja.
Dalam menuju kursi DPR telah banyak korban berjatuhan. 2004 dan 2009 misalkan, banyak pemberitaan menerangkan ada sekian daftar nama Caleg yang rawat inap di rumah sakit jiwa karena tidak terpilih, bahkan ada Caleg yang membongkar kembali sumbangan gentengnya di mesjid yang telah melekat karena tidak perpilih dilingkungan Masjid tersebut. Kini, pengelola rumah sakit telah cerdas melihat peluang. Untuk menampung Caleg yang akan gila, telah lahir di Kota Surabaya pada April-Mei mendatang: RSJ khusus bagi para Caleg. Rumah sakit tersebut menyiapkan 300 tempat tidur dan 10 kamar dengan beragam harga dan fasilitas.
***
Tahun 2014 adalah puncak 5 tahunan dari tahun politik bangsa ini, setelah tahun 2009 dan tahun sebelumnya. Jangan heran kalau tiba-tiba banyak aksi sosial lingkungan yang dilakukan, jangan heran kalau reuni-reunian akan terhelat. Mari kebalkan penilaian objektif agar tak tertipu oleh Caleg. Bagi saya, salah satu media paling efektif dalam menerangkan visi dan track record adalah Socmed. Di zaman modern ini, standar saya dalam memilih adalah dengan mengenter nama Caleg di google. Apabila seorang Caleg tidak memiliki akun Socmed maka saya tak akan memilihnya. Bagaimana mungkin mau mempercayai kalau ia sendiri gagal dalam pengetahuan teknologi (gaptek). Saat ini anggota dewan sulit untuk ditemui, maka salah satu solusi agar tetap berinteraksi dan komunikasi publik adalah di socmed.
Di website KPU ada deretan nama Caleg beserta CVnya. Silahkan ditelisik jejak rekamnya sebelum menentukan pilihan. KPU telah berupaya lebih transparan dalam menginformasikan aturan dan profil Caleg. Tapi sayangnya, untuk saat ini hanya ada Caleg DPR RI dan DPD RI yang tersedia di website KPU. Saya kurang paham apa Caleg DPRD masih di anggap kurang penting atau teknologi website KPU belum memadai atau mungkin budget dari pemerintah tidak mencukupi untuk mencantumkan nama dan CV Caleg DPRD. Padahal posisi Caleg/Anggota DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kota dan Kabupaten sejajar dalam hal menyuarakan kepentingan masyarakat dan memajukan bangsa ini.
Mari mengkawal orang-orang yang layak agar terpilih sebagai perwakilan kita di singgasana. Cinta itu bagaikan Caleg yang ingin terpilih duduk di DPR. Ingin cinta terbalas? Layakkanlah diri anda agar dicintai dan mendapatkan hati masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar