Sabtu, 26 April 2014

Polisi Pilih Tangkap Teman daripada Menangkap Pencuri

Standard
sumber foto: www.antarafoto.com


Beberapa saat yang lalu, saya menjelajah dibeberapa portal berita, berkehendak untuk mencari informasi. Seperti kebiasaan harian, ada beberapa portal berita yang hampir tiap hari kujelajahi. Bilamana saya menemukan berita yang layak untuk diketauhi khalayak, saya biasa mengulasnya diblog atau kalau sedang malas nulis saya cukup share di akun socmed.

Akhir pekan, biasanya headline berita dipenuhi oleh informasi pariwisata. Namun, sabtu ini saya sungguh ingin melihat perkembangan berita Pilpres 2014 dan Bisnis. Saya menemukan beberapa berita terkait 2 hal tersebut, namun saya kurang tertarik membacanya. Karena tak ada hal baru yang dihidangkan. Masih berkutat pada berita hari kemarin.

Akhirnya, saya mencoba menelusuri secara instan dengan mengklik tab politik dan bisnis. Pencarian saya hentikan dengan menggelitiknya salah satu judul berita di liputan6.com pada rubrik bisnisnya. Sebenarnya saya sudah bosan mencari berita dan pikiran nakal sayalah yang membawa pada judul berita ini Kepergok Mencuri di Freeport, 3 Polisi Ditangkap. Awalnya, saya memaksa alam pikiran untuk semangat dan optimis pada berita tersebut. Dipikiran nakal saya ada rasa optimis bahwa perampok Freeport yang selama ini merugikan masyarakat bertriliunan rupiah sudah tertangkap. Namun setelah saya membacanya hingga tuntas, ada rasa kekecewaan didalamnya. Optimisme pada sesuatu memang terkadang malah melahirkan pesimisme.

Dalam berita tersebut menerangkan bahwa 7 orang telah merampok kabel di Freeport Papua dan hanya 3 diantaranya yang ditangkap oleh aparat kepolisian. Tragedi ini sangat lucu, karena yang ditangkap ialah aparat kepolisian juga. Harusnya berita ini mengganti judul menjadi "Polisi Menangkap Sahabat Karibnya".

Yang tak kalah lucunya juga adalah polisi tersebut merupakan warga negara Indonesia dan ia mengambil kabel di Indonesia. Mengapa ia ditangkap saat mengambil sesuatu dinegaranya sendiri. Sementara, pencuri sebenarnya si AMERIKA yang sudah merampok kekayaan bangsa ini sedari 1967 tidak ditangkap-tangkap. Bahkan sipencuri ini dijamin keamanannya untuk mencuri hingga tahun 2021. Sungguh tragis dan kelebihan tegaknya hukum dinegeri ini.

Penegakan hukum dinegeri ini memang bagaikan sebuah parodi komedi. Kalau wartawan lebih jeli, berita ini juga bisa diberi judul "Polisi Pilih Tangkap Teman daripada Menangkap Pencuri". Itulah mengapa acara seperti ILK Tv One lebih duluan lahir daripada ILK Trans karena ILK yang dimoderatori oleh Bang One memang lebih lucu daripada para komedian profesional di Trans.

Trageni ini mengisyaratkan bahwa bapak-bapak dinegeri ini lebih rela anak perawannya disetubuhi oleh orang barat ketimbang disetubuhi oleh suaminya sendiri.

0 komentar: