Aku, Engkau, dan Dia sengaja ditakdirkan lahir di Tenggara Sulawesi karena kesamaan mimpi.
Aku, Engkau, dan Dia sengaja ditakdirkan bertemu-studi di tanah rantau sebagai perjodohan tuhan untuk kita melangkah bersama.Aku, Engkau, dan Dia diketuk dan teremban menebarkan ke-Sulawesi-an Tenggara untuk membuka mata khalayak; akan kemegahan, kekayaan dan potensi daerah kita.
Lantas, pengkajian dan penanaman kearifan lokal ialah syarat mutlak mengedintitaskan diri .
Mimpi tinggallah mimpi, ia mudah terhoyong angin Lutan fana ketika kita hanya ‘mewacana’ saja.
Bantuan daerah janganlah menjadi harapan mutlak untuk gerak langkah.
Karena secara bersama, kita bukanlah kaum ngemis yang manja akan suapan-suapan.
Mengalah pada kondisi ialah isyarat kekalahan; Bergerak, Lawan, Berdikari, dan Berdinamislah dalam pengembaraan.
Kampung tak terbangun, tanah rantau menjadi istana, itulah tanda pengkhianatan pada leluhur.
Bergegas mengindonesiakan Sulawesi tenggara dan kembali keranah.
Karena mimpi mutlak untuk di bumikan.
0 komentar:
Posting Komentar