Kupikir, mawar yang kutanam kemarin sore akan merona saat musim semi.
Duga sangkaku ternyata salah. Aku tertipu oleh kemasannya.
Telisik demi telisik, ia bukanlah mawar; melainkan bangkai yang terbungkus parfum kepalsuan.
Pantas tak ada kumbang arif yang mendekap di punggung pucuknya.
Sekali sore ini aku memilih menghabiskan kopi bersama daun surga yang dicitrakan sebagai hama dunia.
Sembari menatap senja dan coba mencabut akar kesesatan karena pernah merawatnya.
Malang, 5 Mei 2016.
0 komentar:
Posting Komentar