Teringat kata senior di warung kopi tempo hari: "Qar, jangan sering meng-aku-kan aku."
Yah... inilah diriku yang sok keren tapi ternyata gak punya kemampuan apa-apa selain membual. Saya bersyukur berada dalam lingkungan PMII UMM. Lingkungan yang telah banyak merubah pandangan hidupku. Dulu, sebelum menjadi anggota PMII, saya sebelumnya telah ditempa oleh senior lintas organisasi di Al-Kautsar 58. Saya dikenalkan banyak buku, dan hampir tiap malam disirami dengan diskusi-diskusi filsafat yang sebenarnya secara jujur saya tak memahaminya, atau lebih tepatnya saya seolah-olah memahaminya.
Dengan modal itu, saat menjadi anggota PMII, seakan-akan saya merasa diri telah cerdas dan cermat. Namun setelah berproses dalam organisasi ini, saya baru menyadari bahwa ternyata selama ini diriku seakan memposisikan diri sebagai orang yang seakan-akan paling paham dengan segala teori dan realitas yang ada. Saat diskusi di Rayon saya paling banyak ngomong. Padahal, setelah merenung, ternyata apa yang kuketahui hanya secuil dari luasnya samudera pengetahuan. Buku yang kubaca juga ternyata masih terhitung jari.
Yah... ternyata saya lupa diri, bahkan kehilangan diri. Dan sangat lupa bawa dari SD-SMA saya tak pernah belajar, melainkan hanya bermain, bergaul dan bermusik.
Di kamar yang sepi ini, saya jadi linglung. Perubahan apa yang telah terjadi pada diriku. Apakah ini satu langkah yang maju atau malah kemuduran. Ah... mungkin iya, mungkin juga tidak. Bodo amat. Saya ngantuk.
Mungkin sudah saatnya kembali merakit perahu dan memahat dayung untuk berproses melaju ke pelabuhan akhir pencarian jati diri.
Temukan dirimu, Qar.
0 komentar:
Posting Komentar