Senin, 24 Oktober 2011

MANA TUHAN

Standard
Tuhan, tak banyak aku tau tentangmu, adamu, kebenaranmu, dan keberadaanmu. Nalarku pun hari ini tidak bisa menjangkaumu.

Yang sedikit aku pahami dan yakini, hanyalah ajaran-ajaran wajib dan sunnatullahmu bisa membuat moralitas yang menjadi masalah bangsa dan dunia ini menjadi stabil dalam mengarungi hidup yang berat ini.


Sempat saya berdialektika dengan diri sendiri. Dari hasil dialektika itu menyatakan bahwa tuhan-tuhan yang lain adalah di paksa di adakan untuk kepentingan politik, ekonomi dan kemaslahatan kelompok.
Misal konsep TRINITAS, EHIPASSIK, JAGADHITA, REN IE LI CE SIN…….. dll. itu sangat tidak di terima oleh logika ini. Permasalahannya juga adalah logika ini betul tidak bisa menerima tuhan lain selain engkau di singgasana. Tetapi pada saat bersamaan logika dan diri ini belum juga bisa dan belum juga dapat menjawab  adakah keberadaanmu seta sedang apakah engkau disana.

Banyak yang mengatakan bahwa engkau tak perlu di pertanyakan dan tak perlu di cari keberadaanmu karena engkau itu memang sudah ada, ngapain di cari lagi..? Logika dan hati ini  tidak bisa terima jawaban itu. Karena engkaulah yang menciptakan otak yang berfikir dan bertanya ini, dan itu merupakan kodrat dari karta ciptamu.

Apakah adamu itu sulit untuk ku jawab karena saya buka baground pesantren, ataukah proses pencarianku yang tidak bersungguh-sungguh sehingga rasa penasaran yang tinggi ini tidak di balance-kan dengan rasa pencarian yang tinggi. Makanya jawabannya hari ini adalah yakin tapi tak tahu.

Jika memang aku bertanya itu menyinggungmu. Maafkan akulah yang telah mempertanyakanmu, maafkan aku yang telah membandingkanmu dengan tuhan yang lain. Ini semua ada karena mungkin kamu mungkin ada.


Pintaku hanyalah tolong bukakan jeruji pengetahuan akan adamu. Dan jembatanilah aku melalui orang di sekelilingku untuk mengetahuimu.

Amen.

0 komentar: