Treatment
Muna
Juni 2012
La Nawe berjalan menyusuri jalan
setapak menuju rumahnya di ujung desa. Setibanya di rumah Nawe mengganti
pakaian sekolahnya dan menaruh peralatan sekolahnya di kamar rumahnya. Hari itu
Nawe baru saja selesai melaksanakan ujian kelulusan sekolahnya. Di kamarnya
Nawe merenungkan ujian akhir nasional yang baru saja diikutinya di sekolah pagi
tadi. Nawe yakin, dengan ujian yang dihadapinya pagi tadi telah dilaksanakan
dengan semaksimal mungkin dan akan mendatangkan hasil yang baik. Nawe adalah
murid yang cukup cerdas di SMAnya. Selama menempuh pendidikan di SMA, sebagian
biayanya didapat dari beasiswa yang diberikan sekolahnya untuk murid
berprestasi.
Akhir-akhir ini Nawe selalu
merenungkan tentang masa depannya. Hingga hari itu ia bingung, mau lanjut
kemana setelah ia menyelesaikan masa belajarnya di SMA. Siang itu ia putuskan
untuk membicarakan semuanya kepada Ayahnya. Di teras rumahnya yang menghadap
sawah Nawe pun membicarakan semuanya ke pada Ayahnya. Seperti yang telah diduga
sebelumnya oleh Nawe, siang itu ayahnya menyuruhnya untuk langsung mencari
kerja setelah kuliah. Ini karena ayah Nawe yang seorang petani tidak mampu
membiayai Nawe untuk sekolah di Perguruan Tinggi.
“Setelah SMA, kamu berangkat saja
ke kota mencari kerja, kalau memang di kota belum ada peluang, menunggu itu
kamu membantu ayah saja di sawah” kata ayah Nawe. Mendengar pernyataan itu hati
Nawe berontak dengan keaadaan yang dialaminya. Namun disisi lain hati nuraninya
berkata bahwa keinginannya untuk lanjut di perguruan tinggi pun tidak dapat iya
paksakan dengan keaadaan ayahnya yang belum mampu.
Pengumuman
ujian nasional pun tiba, dengan hati gembira bersama kawannya yang lain Nawe
pun menyambut kelulusan SMA dengan gembira. Namun disisi lain ada rasa iri
melihat teman-temannya akan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Namun tanpa
di duga oleh Nawe, ternyata Nawe mendapatkan hasil ujian terbaik di Kabupaten
Muna. Dengan prestasi inilah kemudian
Nawe mendapatkan bebas tes diseluruh jurusan di berbagai perguruan tinggi
negeri. Tidak hanya itu Nawe juga mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerah
untuk studi ke salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa.
Unaaha Juni 2012
Tina
seorang gadis tolaki berkulit putih melaksanakan kegembiraan kelulusan SMAnya
bersama kawan-kawannya. Aksi corat-coret dan memilox baju SMA di lakukan dengan
penuh suka cita bersama sahabat SMAnya. Hari ini ia lulus dari masa belajar SMA
dengan hasil memuaskan.
Dengan
sahabat-sahabat kelasnya mereka saling bercakap akan lanjut kemana nantinya
mereka setelah meluluskan studinya di SMA. Setelah semua kawannya bercerita
akan kemana mereka setelah menyelesaikan studinya, salah seorang temannya pun
bertanya kepada Tina, “Tin, kalau kamu mau kuliah dimana nanti?” tanya seorang
sahabatnya. “Kalau saya, seperti yang telah dijanjikan orang tua saya, karena
nilai saya lumayan, saya akan kuliah di Jawa” Jawab Tina dengan bangga kepada
teman-temannya.
Dengan
hati riang gembira, setiba dirumah Tina pun mengabarkan berita kelulusannya
dengan orang tuanya. Setelah berbincang dengan orang tuanya, Tina pun di suruh
orang tuanya untuk melanjutkan sekolah di Jawa.
Buton, Juli 2012
Laode
Fajar seorang anak muda yang mengisi hari-harinya dengan nongkrong bersama
kawan-kawannya di gang rumahnya bercerita mengenai niatnya untuk melanjutkan
studi di pulau jawa. Mendengar cerintanya tentang keunggulan pulau jawa
dibidang pendidikan, kawan-kawannya pun menolak ajakannya bahkan menyarankannya
untuk tidak melanjutkan kuliah di pulau Jawa. Namun karena niat yang telah
ditanamnya sejak SMP, Fajar pun tetap pada pendiriannya untuk tetap melanjutkan
studi di pulau jawa.
Orang
tua Fajar yang sibuk dengan usaha dagangnya memberi hak sepenuhnya kepada Fajar
mau kemana ia nantinya setelah SMA. Fajar pun membicarakan niatnya itu kepada
orang tuanya di tokonya yang terletak di sebuah pasar.
Kendari, Juli 2012
Aksan
berjalan menyusuri lobi bandara Haluoleo Kendari dengan membawa koper
bawaannya. Hari itu ia akan terbang ke Surabaya untuk melanjutkan studinya di
Kota Malang. Setelah mendapat ajakan dari sahabat SDNnya yang bernama Fajar Ia
pun menguatkan niatnya untuk melanjutkan studi di pulau Jawa. Keputusan mendadak
yang diambilnya ini membuat paman dan tantenya kaget. Sejak SMP Aksan dibiayai
oleh paman dan tantenya oleh segala urusan. Ini karena orang tuanya telah
meninggalkannya menghadap Ilahi sejak ia SD.
Hidup
tergantung dengan paman dan tantenya yang seorang PNS membuatnya banyak belajar
nilai-nilai kehidupan. Inilah yang membuatnya menjadi seorang pemuda yang bijak
dan memiliki karakter khas dibanding teman-temannya yang lain.
Diruang
tunggu bandara ia duduk disamping Tina yang sedang sibuk mengetik smart phone
black berrynya. Sambil melirik wanita di sebelahnya Aksan pun mulai mengsibukan
diri dengan memasang had set ditelinganya. Alunan musik daerah kendari pun
cukup menghiburnya saat menunggu pesawat yang akan membawanya ke Surabaya.
Surabaya Juli 2012
Tanpa
diduga oleh Tina dan Aksan yang tadi duduk berdampingan di ruang tunggu bandara
dan pesawat, setibanya di Surabaya keduanya pun satu travel dalam perjalanan
munuju Malang dari Surabaya. Keduanyapun saling menatap heran dengan kejadian
tak terduga yang mereka alami. Denga sedikit segan, Aksan pun memberanikan diri
menanyakan mau kemana dan dengan tujuan apa wanita disampingnya di tanah Jawa.
Dengan senyum manis Tina pun menjawab pertanyaan Aksan. Komunikasi dan
keakraban pun terjalin antara Aksan dan Tina selama perjalanan.
Di
pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pandangan Nawe dan Fajar disibukan oleh
ramainya orang di pelabuhan tanah Jawa ini.
Keduanya sepakat untuk berangkat ke kota Malang bersama karena memiliki
tujuan yang sama. Keakraban terjadi diantara keduanya dalam perjalan dari Buton
ke Surabaya. Keduanya bertemu di salah satu ruang ekonomi kapal Bukit
Siguntang.
Malang,
Agustus 2012
Sinopsis
4
orang pemuda asal Sulawesi Tenggara merantau ke kota Malang untuk melanjutkan
pendidikan mereka setelah lulus SMA. 4 calon mahasisiwa tersebut kemudian
bertemu dalam secara tidak langusung dalam perjalanan mereka ke kota malang.
Setelah beberapa bulan kuliah di kampus berbeda mereka kembali bertemu di
sebuah perkumpulan mahasiswa asal Kota Kendari.
Perkumpulan
ini kemudian menyatukan mereka menjadi sahabat yang sangat akrab melalui
kegiatan Ikatan Pemuda Pelajar Kendari Malang. Awalnya konflik-konflik besar
terjadi antara mereka dalam kegiatan tersebut. Konflik yang mengakibatkan tidak
seimbangnya kehidupan mereka ditanah rantau.
Konflik itu memisahkan mereka di
tanah rantau, lambat laun berjalannya waktu mereka menyatu kembali, karena
kesadaran mereka tentang saudara seperantauan.
2 komentar:
Follback succes sob ..
lam kenal ...
jangan lupa berkunjung lagi ke blog q yaa ..
=> http://srezky.blogspot.com <=
sipp gan. thanks :)
Posting Komentar