Minggu, 06 Januari 2013

Treatment dan Sinopsis Film 'Warna Warni Daerahku'

Standard
Treatment
Muna Juni 2012
La Nawe berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumahnya di ujung desa. Setibanya di rumah Nawe mengganti pakaian sekolahnya dan menaruh peralatan sekolahnya di kamar rumahnya. Hari itu Nawe baru saja selesai melaksanakan ujian kelulusan sekolahnya. Di kamarnya Nawe merenungkan ujian akhir nasional yang baru saja diikutinya di sekolah pagi tadi. Nawe yakin, dengan ujian yang dihadapinya pagi tadi telah dilaksanakan dengan semaksimal mungkin dan akan mendatangkan hasil yang baik. Nawe adalah murid yang cukup cerdas di SMAnya. Selama menempuh pendidikan di SMA, sebagian biayanya didapat dari beasiswa yang diberikan sekolahnya untuk murid berprestasi.
Akhir-akhir ini Nawe selalu merenungkan tentang masa depannya. Hingga hari itu ia bingung, mau lanjut kemana setelah ia menyelesaikan masa belajarnya di SMA. Siang itu ia putuskan untuk membicarakan semuanya kepada Ayahnya. Di teras rumahnya yang menghadap sawah Nawe pun membicarakan semuanya ke pada Ayahnya. Seperti yang telah diduga sebelumnya oleh Nawe, siang itu ayahnya menyuruhnya untuk langsung mencari kerja setelah kuliah. Ini karena ayah Nawe yang seorang petani tidak mampu membiayai Nawe untuk sekolah di Perguruan Tinggi.
“Setelah SMA, kamu berangkat saja ke kota mencari kerja, kalau memang di kota belum ada peluang, menunggu itu kamu membantu ayah saja di sawah” kata ayah Nawe. Mendengar pernyataan itu hati Nawe berontak dengan keaadaan yang dialaminya. Namun disisi lain hati nuraninya berkata bahwa keinginannya untuk lanjut di perguruan tinggi pun tidak dapat iya paksakan dengan keaadaan ayahnya yang belum mampu.
      Pengumuman ujian nasional pun tiba, dengan hati gembira bersama kawannya yang lain Nawe pun menyambut kelulusan SMA dengan gembira. Namun disisi lain ada rasa iri melihat teman-temannya akan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. Namun tanpa di duga oleh Nawe, ternyata Nawe mendapatkan hasil ujian terbaik di Kabupaten Muna. Dengan prestasi  inilah kemudian Nawe mendapatkan bebas tes diseluruh jurusan di berbagai perguruan tinggi negeri. Tidak hanya itu Nawe juga mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerah untuk studi ke salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa.

Unaaha Juni 2012
      Tina seorang gadis tolaki berkulit putih melaksanakan kegembiraan kelulusan SMAnya bersama kawan-kawannya. Aksi corat-coret dan memilox baju SMA di lakukan dengan penuh suka cita bersama sahabat SMAnya. Hari ini ia lulus dari masa belajar SMA dengan hasil memuaskan.
      Dengan sahabat-sahabat kelasnya mereka saling bercakap akan lanjut kemana nantinya mereka setelah meluluskan studinya di SMA. Setelah semua kawannya bercerita akan kemana mereka setelah menyelesaikan studinya, salah seorang temannya pun bertanya kepada Tina, “Tin, kalau kamu mau kuliah dimana nanti?” tanya seorang sahabatnya. “Kalau saya, seperti yang telah dijanjikan orang tua saya, karena nilai saya lumayan, saya akan kuliah di Jawa” Jawab Tina dengan bangga kepada teman-temannya.
      Dengan hati riang gembira, setiba dirumah Tina pun mengabarkan berita kelulusannya dengan orang tuanya. Setelah berbincang dengan orang tuanya, Tina pun di suruh orang tuanya untuk melanjutkan sekolah di Jawa.

Buton, Juli 2012
      Laode Fajar seorang anak muda yang mengisi hari-harinya dengan nongkrong bersama kawan-kawannya di gang rumahnya bercerita mengenai niatnya untuk melanjutkan studi di pulau jawa. Mendengar cerintanya tentang keunggulan pulau jawa dibidang pendidikan, kawan-kawannya pun menolak ajakannya bahkan menyarankannya untuk tidak melanjutkan kuliah di pulau Jawa. Namun karena niat yang telah ditanamnya sejak SMP, Fajar pun tetap pada pendiriannya untuk tetap melanjutkan studi di pulau jawa.
      Orang tua Fajar yang sibuk dengan usaha dagangnya memberi hak sepenuhnya kepada Fajar mau kemana ia nantinya setelah SMA. Fajar pun membicarakan niatnya itu kepada orang tuanya di tokonya yang terletak di sebuah pasar.

Kendari, Juli 2012
      Aksan berjalan menyusuri lobi bandara Haluoleo Kendari dengan membawa koper bawaannya. Hari itu ia akan terbang ke Surabaya untuk melanjutkan studinya di Kota Malang. Setelah mendapat ajakan dari sahabat SDNnya yang bernama Fajar Ia pun menguatkan niatnya untuk melanjutkan studi di pulau Jawa. Keputusan mendadak yang diambilnya ini membuat paman dan tantenya kaget. Sejak SMP Aksan dibiayai oleh paman dan tantenya oleh segala urusan. Ini karena orang tuanya telah meninggalkannya menghadap Ilahi sejak ia SD.
      Hidup tergantung dengan paman dan tantenya yang seorang PNS membuatnya banyak belajar nilai-nilai kehidupan. Inilah yang membuatnya menjadi seorang pemuda yang bijak dan memiliki karakter khas dibanding teman-temannya yang lain.
      Diruang tunggu bandara ia duduk disamping Tina yang sedang sibuk mengetik smart phone black berrynya. Sambil melirik wanita di sebelahnya Aksan pun mulai mengsibukan diri dengan memasang had set ditelinganya. Alunan musik daerah kendari pun cukup menghiburnya saat menunggu pesawat yang akan membawanya ke Surabaya.

Surabaya Juli 2012
      Tanpa diduga oleh Tina dan Aksan yang tadi duduk berdampingan di ruang tunggu bandara dan pesawat, setibanya di Surabaya keduanya pun satu travel dalam perjalanan munuju Malang dari Surabaya. Keduanyapun saling menatap heran dengan kejadian tak terduga yang mereka alami. Denga sedikit segan, Aksan pun memberanikan diri menanyakan mau kemana dan dengan tujuan apa wanita disampingnya di tanah Jawa. Dengan senyum manis Tina pun menjawab pertanyaan Aksan. Komunikasi dan keakraban pun terjalin antara Aksan dan Tina selama perjalanan.
      Di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pandangan Nawe dan Fajar disibukan oleh ramainya orang di pelabuhan tanah Jawa ini.  Keduanya sepakat untuk berangkat ke kota Malang bersama karena memiliki tujuan yang sama. Keakraban terjadi diantara keduanya dalam perjalan dari Buton ke Surabaya. Keduanya bertemu di salah satu ruang ekonomi kapal Bukit Siguntang.



Malang, Agustus 2012
Sinopsis

      4 orang pemuda asal Sulawesi Tenggara merantau ke kota Malang untuk melanjutkan pendidikan mereka setelah lulus SMA. 4 calon mahasisiwa tersebut kemudian bertemu dalam secara tidak langusung dalam perjalanan mereka ke kota malang. Setelah beberapa bulan kuliah di kampus berbeda mereka kembali bertemu di sebuah perkumpulan mahasiswa asal Kota Kendari.
      Perkumpulan ini kemudian menyatukan mereka menjadi sahabat yang sangat akrab melalui kegiatan Ikatan Pemuda Pelajar Kendari Malang. Awalnya konflik-konflik besar terjadi antara mereka dalam kegiatan tersebut. Konflik yang mengakibatkan tidak seimbangnya kehidupan mereka ditanah rantau.
Konflik itu memisahkan mereka di tanah rantau, lambat laun berjalannya waktu mereka menyatu kembali, karena kesadaran mereka tentang saudara seperantauan.

2 komentar:

VINKY BLOG mengatakan...

Follback succes sob ..
lam kenal ...

jangan lupa berkunjung lagi ke blog q yaa ..
=> http://srezky.blogspot.com <=

yes mengatakan...

sipp gan. thanks :)