Senin, 11 Juni 2012

PILKADA : MOMEN KEMERDEKAAN PEMUDA

Standard



Bersyukurlah bangsa Indonesia memiliki sistem politik demokratis sebagaimana di atur dalam pasal 18 ayat (4) UUD 1945. Dimana dalam memilih pemimpinnya, masyarakat Indonesia tidak lagi menggantungkan diri pada wakil rakyat (DPR) di singgasana, tetapi segala pilihan ada di tangannya sendiri.

5 tahun kemarin kita ramai menyaksikan meriahnya ‘party’ demokrasi PILKADA walikota dan wakil walikota di kota yang katanya bertakwa ‘Kota Kendari’, dimana para calon/parpol berbondong promosi diri, mengeluarkan platform, visi misi, dan janji politik. Rakyat Kendari pun di mabukkan oleh baliho di sekelilignya. Hari ini lagi-lagi kita telah masuk pada pintu gerbang ‘party’ demokrasi tersebut yang akan dilaksanankan tepat pada tanggal 7 bulan 7 2012.

Mencoba merefleksikan perjalanan 5 tahun kemarin, tentunya sangat banyak harapan dan mimpi yang di iginkan oleh seluruh lapisan masyarakat kendari, mulai dari perbaikan di bidang ekonomi, pembangunan infrastruktur kota, perbaikan pelayan publik, pariwisata, budaya, kelautan, pertanian dll, tetapi apakah hari ini harapan dan mimpi itu sudah dapat terjawab? Tentunya akan banyak perdebatan dan tolak ukur yang dipakai untuk menjawab itu semua.

Sebagai pemuda kendari yang berdomisili di luar kota kendari, saya (mahasiswa rantau) menilai bahwa pada sektor eksternal, kota kendari belum mengindonesia. Karena berdasarkan pengalaman empirik diperantauan, ketika saya bersosialisasi menyebutkan asal saya dari kota kendari, maka yang ada dalam bayangan kerabat adalah Kendari itu letaknya di Sumatra, Makassar, Menado dan lain-lain. Perlu kiranya kota kendari memiliki suatu senjata komersil untuk mempromosikan mahkota bumi anoa ini kepada khalayak nusantara, entah dari sektor budaya ataukah di sektor pariwisatanya. Karena potensi kota ini sangat besar untuk di eksplor lebih jauh.

Kemana seharusnya pemuda/pemilih pemula kendari pada ajang instrument 
demokrasi bulan Juli?

Pemuda merupakan elemen mendasar dari beberapa golongan pemilih yang ada. Menurut UUD 1945 Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali akan melakukan penggunaan hak pilihnya. Pemilih pemula terdiri dari masyarakat yang telah memenuhi syarat un­tuk memilih. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadikan seseorang dapat memilih adalah:
1. Umur sudah 17 tahun. Dalam konteks pemilih pemula di Kota Kendari artinya kategori pemilih pemula adalah masyarakat yang telah berumur 17 tahun - 21 tahun, karena kalau menghitung mundur di 5 tahun kemarin, remaja yang hari ini berumur 21 tahun belum bisa menggunakan hak pilihnya pada ‘party’ demokrasi 5 tahun kemarin.
2. Sudah / pernah kawin.
3. Purnawirawan / Sudah tidak lagi menjadi anggota TNI / Kepolisian.

Melihat dari kategori yang termasuk dalam pemilih pemula, tentunya kita akan sepakat bahwa secara jumlah, golongan ini tentunya tidak sedikit. para golongan yang termasuk dalam pemilih pemula sangat potensial di mata para calon/parpol. Tak hayal jikalau dalam eksploiatasi politiknya para calon/parpol melakukan stratergy khusus untuk menarik simpatisan dari pemilih pemula, mulai dari mendatangkan artis ibukota dalam prosesi kampanye sampai kepada melakukan event-event yang di kemas sacara trendy dan modern tanpa menghilangkan esensi muatan kampanye.

Menurut pengamatan dan pengalaman saya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilih pemula dalam menentukan pilihannya pada ajang pilkada : 

Pertama, Kebanyakan dari pemilih pemula sangat di pengaruhi oleh pilihan orang tuanya. Apalagi ketika orang tuanya telah masuk dalam parpol atau tim sukses dari calon tertentu, maka hampir bisa di pastikan atas nama pengabdian si pemilih pemula akan manut mengikuti pilihan orang tuanya.
Kedua, karena keterbatasan pengetahuan dan pemahaman akan figure. Tidak sedikit dari pemilih pemula menentukan pilihannya karena ikut-ikutan. Semisal karena terbuai oleh iklan figure serta ketika di lingkungannya mayoritas memilih figure tertentu, maka dia pun akan mengikut kaum mayoriti tersebut.
Ketiga, Uang. Untuk memenuhi kebutuhan sesaat terkadang tanpa memikirkan masa depan kotanya pemuda akan mudah terbuai oleh alat tukar jangka pendek tersebut.
Keempat, Pendidikan, kemampuan menganalisa dan penilaian objektiv. Pemula tak akan bisa dipengaruhi oleh apapun ketika pada wilayah analitiknya telah memiliki banyak kesamaan dari konsep pembangunan yang ditawarkan oleh calon/parpol tertentu.
Kelima, Performance/aura dari calon. Keterbuaian akan simbolik kesejahtraan dan kecakapan calon tidak luput pula akan mudah mempengaruhi kaum muda.

Dari beberapa faktor diatas, semoga mayoritas pemilih pemula kota kendari masuk pada point keempat, agar keberlangsungan PILKADA berjalan secara khidmat dan fair. Karena momentum inilah yang akan menjadi modal awal pemilih pemula dalam proses pendewasaan politik, untuk memerdekakan diri dalam memilih siapa pimpinan daerahnya, mengingat pada bulan November dan tahun 2014 kita akan dihadapkan lagi oleh prosesi pemilihan umum di tingkatan provinsi maupun nasional.

William Lidle pernah berkata bahwa Indonesia memerlukan pemimpin yang mempunyai modal politik, sekiranya pemilih pemula kota kendari juga harus memiliki modal pengetahun politik agar segala pilihannya adalah orisinalitas dari hasil pengetahuan dan pembacaan konsepsi yang ada dari para calon.

Apapun brandnya, entah Melanjutkan, Dilanjutkan, maupun Selanjutnya semoga pemilih pemula tidak bisu politik, karena sebagai generasi penerus bangsa kaum pemudalah yang kedepan akan membentuk budaya berpolitik dimasa mendatang.

Semoga, instrumen demokrasi pada tanggal 7 bulan 7 2012, menjadi momentum pendewasaan diri juga bagi kaum orang tua dalam mengikhlaskan anaknya untuk memerdekaan diri dalam memilih. Serta Kota Kendari pada sektor budaya dan pariwisata bisa di kenal pada pergaulannya di Indonesia.

____________________________________________________________________
Penulis merupakan mahasiswa asal kendari yang sedang melanjutkan studinya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan
Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kendari (IPPMAK) – Malang 2012-2013.

0 komentar: