Rabu, 20 Januari 2016

Menerjemahi Kata Kosong !

Standard
Di kiri kanan sungguh riuh. Tak satupun kukenal dari mereka. Entah mereka sedang bahas apa. Peduli amat... Aku menutup telinga agar perbincangan mereka tak masuk dalam kupingku. Aku takut jika malam ini aku mengkonsumsi pembicaraan kosong.

Di kursi dan mejaku, aku menciptakan suasana damai bersama segelas kopi dan sebungkus rokok. Asik! Tak ada beban moral untuk menyapa sana sini. Dunia ini terlalu boros informasi. Suasana seperti ini sungguh kubutuhkan untuk menutup potensi datangnya informasi gak mutu dan gosip menggosip. Rasanya, akhir-akhir ini aku akan sering-sering menciptkan suasana seperti ini. Sebelum kemudian menciptakan dan menyatuh dalam keriuhan bersama kawan-kawan berfikir.

Tepat dibelakangku, alunan musik akustik menggema dengan lagu-lagu mellow penghangat malam. Mungkin band akustik ini sengaja dihadirkan untuk melabrak desingan suara kendaraan yang all out distorsi.

Lebih baik nol ketimbang kosong. Makna makna makna. Selamat menghabiskan duit orang tua.

Malang, 8 Januari 2016. ^sebelum ia datang memecah hening sendiri^

0 komentar: