Rabu, 30 Desember 2015

Hei... Tanggung Jawab

Standard
Aku tak pernah surut melawan penindasan
Tapi, rasanya; aku begitu lengah jika harus berpandangan dengannya

Terlebih jika, menatap dua alis manis yang menancap di atas kelopak matanya;
yang mungkin sengaja tuhan tancapkan untuk memberi sisi lembut para pengarung kehidupan yang telat sadar kalau di sekitarnya telah Tuhan turunkan satu bidadari untuk diperjuangkan

Aku bak mencium melati surga ketika membaca pesannya di pagi buta
Kucoba mencari sebab atas kegusaran ini, namun; entah mengapa tak pernah kutemu jawaban

Aneh... datangnya tetiba, tanpa izin, serta permisi. Sekadar salam pun tidak.
Pada saatnya nanti, aku ingin temu si pemberi sebab untuk meminta pertanggung jawabannya atas gundah hati yang ia tancapkan ke jatung hati ini

Related Posts:

  • Hei... Tanggung Jawab Aku tak pernah surut melawan penindasan Tapi, rasanya; aku begitu lengah jika harus berpandangan dengannya Terlebih jika, menatap dua alis manis … Read More
  • Birahi Kekuasaan Aku tak paham ilmu ekonomi yang aku paham, bila bbm naik rakyat kan sengsara lapar, sulit berkebun, berlayar dan berdagang Aku tak paham politik… Read More
  • Antek-AntekKau rupiahkan manusia bak sembelih hewan Kau kerahkan yang terdidik tak bermoral, yang tak terdidik tak menahu perihal sebagai mesin-mesin politik Kau… Read More
  • Banjarmasin, Kau Milik Siapa?Rakyat miskin kota tak malu memperlihatkan kesederhanaannya disepanjang sungai Rumah rumah kayu nampak tersantap mata telanjang, mandi mencuci disunga… Read More
  • Pulang! Mengepul asap, menghayat jarak Menyeruput kopi, pandang terbatas, nalar memanah Coba meraba gerangan di seberang sana Bumi Anoaku apa kabar? Masih a… Read More

0 komentar: