Siang tadi, sehabis bersih-bersih dikostan. Saya bertujuan ke apartemen 58.
Dalam perjalanan, perut saya meminta waktu setengah jam untuk menghentikan alarmnya. Lalu kemudian saya hinggap ke salah satu rumah makan dekat kost dan apartemen 58. Nasi plus lauk pun datang di temani dengan bisikan suara kendaraan di luar. Sebelum melalap makanan saya iseng-iseng mengambil Koran Surya. Buka membuka, mata saya tidak mau hinggap ketempat lain ketika melihat Rubrik Ekonomi Bisnis. Ada 1 judul tulisan yang membuat mata saya tak hingai dan mau berpindah halaman, tulisan itu berjudul Minimarket Ikut Tren Asing. Difikiran saya pertama kali melihatnya menafsirkan :
Wah, kayanya dsain bangunan minimarket semennya menggunakan air asin nih.
Langsung saja saya melahap makanan sembari membaca artikel itu. Lahapan itu berhenti di tengah jalan ketika membaca artikel itu secara mendalam, ternyata tafsiran saya diawal itu salah. Dalam artikel itu ternyata membahas bagaimana minimarket yang hadir ditengah-tengah kita, ternyata adopsi konsep dari luar negeri.
Aduh payah, masa sekelas negeri yang besar ini masih nyolong konsepnya orang sih.
Ah lajutin makan ajah deh.
Makanan habis. Saya menutupnya dengan ucapan Hamdalah, minum air bening, dan menghattamkan 1 artikel itu. Saya pun berjalan menuju apartemen 58. Dan dalam perjalanan itu saya teringat dengan analisis dari Gancar Pemananto. Dia menganalisis adopsi konsep itu dengan melihat realitas pasar dan juga memakai teori horizontal sytem pemasaran. Saya sedikit sepakat dengan analisisnya yang sedikit tajam. Tetapi jiwa otoriter saya yang gak mau dikalah langsung menancap gas. Dia mengatakan bahwa :
- Masa kamu mau di kalah dengan pak Gancar sih?
padahal kan kamu sama-sama orang ekonomi. Walaupun kamu berbeda konsentrasi tetapi dasar-dasar pemasaran kan kamu sudah sedikit memahaminya.
- Oh iya shob di apartemen 58 sajalah saya menganalisisnya oke.
- Siap.
Setibanya saya langsung mengambil rokok, korek, kopi, dan black mini. Dan duduklah saya di depan ruang tv. Saya langsung merefleksi artikel itu. Proses demi proses terlewati, dan dari analisis pak Gancar saya melihat ada satu analisis yang terlewati dari minimarket di Indonesia.
Dosen saya pernah mengatakan bahwa :
- - Kalian wahai kaum aktivis mahasiswa, cukupkah langkah kalian untuk mengintrik dan mengawal pemerintah dengan cara turun kejalan berdemonstrasi?
Menurut saya itu tidak cukup realistis.
Saya punya tawaran untuk dikau kaum aktivis mahasiswa.
Sekiranya ketika betul-betul kalian ingin membantu rakyat dan pemerintah untuk keluar dari segala permasalahan ekonomi ,silahkan kalian berbondong-bondong melakukan aksi pengumpulan koin untuk membayar utang Negara yang saya namakan Koin Utang Negara. Setidaknya dengan aksi itu jikalau kalian serius menggarapnya. 10 tahun kedepan minimal setengah bahkan lebih utang pemerintah akan lunas jikalau kalian memulainya hari ini.
Dari analisis dan saran pak dosen itu saya langsung terinspirasi dan mengeluarkan analisis baru melihat peluang keberadaan minimarket.
Saya sering berbelanja di minimarket, utamanya di indomart dekat kampus putih, dan ketika saya berbelanja dan uang saya lebih. Maka Marketing indomart akan mengatakan bahwa :
Mas lebihnya di sumbangkan ke panti asuhan yah.
Perkataan itu tidak pernah daku menolaknya. Dan saya juga melihat perilaku pasar bahwa setiap costumer indomart belanja lalu memiliki kembalian koin dan mendengar tawaran dari Marketing indomart, tak satupun costumer yang mau menolaknya. Para costumer mungkin malu dan juga tak mau repot dengan koin itu. Padahal ketika dikalkulasi jumlah koin itu, dalam sehari saya perkirakan tidak kurang dari 40ribu ketika pengunjung yang berduit lebih jumlahnya orang. Hitungan sederhananya seperti ini 200 orang costumer di kali 200rp jumlah kembalian koinnya = 40.000 (200*200=400) jadi sebulan bisa mencapai Rp.1.200.000.
Bayangkan dari total koin itu, menurutku tawaran pak dosen tidak cukup konkrit juga, Dia hanya cukup untuk mengispirasiku dan diimprovisasi tawarannya karena mari kita bayangkan ketika tiap hari para aktivis mahasiswa silih berganti turun kejalan untuk mengumpulkan koin buat melunaskan utang pemerintah. Maka itu akan banyak membuang waktu aktivis mahasiswa buat baca buku, berdiskusi, berkarya, berkampus, dan berefleksi.
Saya melihat besar peluang minimarket untuk melunaskan utang pemerintah yang katanya di tahun 2012 mencapai 120 miliar, dengan teknis yang sama serta keikhlasan perusahaan minimarket dan masyarakat tetapi alokasi koin yang berbeda. Saya fikir itu akan-akan realistis untuk membantu pemerintah.
2 komentar:
Kalo uang parkir di Kampus Putih tercinta yang cuma Rp 200 bisa dikumpulkan bisa juga buat bayar utang negara.:-D
@bihum. hehe, bisa bisa. tpi neh konteksnya minimarket shob. thanks inspirasinya
Posting Komentar